Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Kehampaan Sapa

Kemana? Aku ingin bertanya tentang sapa yang nyatanya tak terucap, yang nyatanya tak ada. Aku sadar, tentang semua kadar batasanku hingga kau begini Tuan.. tak mau kenal lagi .. hah! Itu maumu? Mungkin saatnya.. ya.. beranjak pergi, untuk yang kesekian yang nyatanya gagal lagi dan lagi.. entahlah untuk kesempatan kali ini? Aku bisa saja dengan semua rasa lelah yang kupunya, benar-benar melakukannya, tapi.. ini tidak mudah. Mungkin ketidakpedulianmu adalah setahap tanda untuk aku beranjak pergi, pergi dari perasaan yang membuat hati berantakan.. aku sakit hati dengan sikap diammu itu Tuan.. bawelku rasanya menjelkan mungkin bagimu. Tak tahu malu. Itu yang kau pikir. Aku tak paham bagaimana untuk menjaga ini, dengan sapa aku tak bisa, melangkah pun aku tak sanggup. Kemana hatiku harus pergi ketika sapaan yang kutunggu tak kunjung terdengar? Kemana langkahku harus berpijak ketika kau menolak untuk mengenalku lagi, Tuan? Apakah itulah yang kau inginkan? Mungkin saatnya bagiku u...

Rasanya Lebaran Tahun ini?

Dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri yang penuh kegembiraan, ada eorang anak rantau yang merindukan kampung halamannya. Meskipun tidak dapat pulang ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga seperti yang biasa dilakukan, perasaan kerinduannya begitu mendalam. Setiap malam takbir, air matanya tidak terasa menetes membasahi pipi. Ia merasa sedih karena tidak dapat merayakan malam takbir dekat dengan keluarga, seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam sudut kamar yang sunyi, ia merasakan kesendirian yang tidak biasa. Ia duduk di dekat kaca, melihat langit malam yang begitu gelap dan mendengar lantunan takbir yang bergema di kejauhan. Suara takbir yang merdu itu membuatnya semakin merindukan kehangatan keluarga dan keramaian di kampung halaman. Meskipun ada perbedaan dalam perayaan kali ini, anak rantau ini tetap berusaha menjalankan ibadah dengan sepenuh hati dan berdoa agar segala amal ibadahnya diterima oleh Allah. Meskipun jauh dari keluarga, ia tetap berhara...

Rindu Tapi Nanti

Dear Anak Rantau...  Bagaimana puasa hari ke delapan belas ini? Semoga lancar ya, semoga mendapatkan berkah. Ada yang berbeda dengan puasa tahun 2020 ini, karena mungkin sebagian dari anak rantau ada yang tidak bisa mudik ke kampung halamannya karena pandemi covid19, pemerintah melarang para perantau melakukan mudik untuk mengurangi penyebaran virus tersebut.  Saya mencoba damai dengan diri sendiri daripada terus merenungi dan banyak meratapi. Di bilang rindu jelas rindu, lebih dari kata rindu. Iya rindu banget. Karena untuk  anak rantau moment Idul Fitri adalah moment dimana kami beristirahat sejenak dari jadwal padat pekerjaan dan hari itu adalah hari yang kami nantikan sepanjang tahun.  Betapa membahagiakannya bisa merayakan bersama orang tercinta, bersama tawa bapa atau senyum ibunda. Terbayang di benak kami bagaimana menyambut Fitri dengan suka cita dengan sanak saudara atau tetangga. Tetapi tahun ini akan jelas berbeda namun tak apa masih banyak c...

Perihal Hadir

Perihal Hadir, Semoga Tepat. Terkadang kita selalu mempertanyakan tentang hadirnya seseorang dalam hidup kita, mempertanyakan pada keadaan, kenapa begini dan begitu, kenapa ini terjadi? Jika merasa bahwa hidup ini ko enggak adil banget, ko bisa-bisanya Allah membiarkan kesendirian ini lama banget, padahal masih banyak sekali sesuatu yang belum ter-syukuri, nikmat sehat misalnya. Dengan terus mempertanyakan malah membuat semakin ragu dan membuat kita sepertinya tak percaya dengan ketetapan Allah. Bukannya Dia adalah penulis skenario terbaik dalam kehidupan kita? kenapa ragu? Yang kita tidak suka bisa jadi adalah sesuatu hal terbaik untuk hidup. Allah jelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 216. " Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”   Setiap deretan skenario Allah pasti mengandung hikmah. Apa hikmah? Hikmah adalah suatu pelaj...

Rindu Lagi

Aku tak habis pikir dengan rindu beberapa hari ini, Bu. Kau tahu.. rasanya aku ingin mendekap, menangis dan meronta di pangkuanmu.. Malam-malam terakhir syaban aku habiskan dengan tangis, hatiku begitu teriris mengingatmu,  Malam yang sepi, sunyi, tak ada teman selain angin yang berhembus membawa rindu yang tak tau kemana ia tuju, Alunan doa dan percaya pada Dia sang pemilik semesta, menjaga dan menempatkan dirimu di surga. Tangerang2:58