Langsung ke konten utama

Perihal Hadir

Perihal Hadir, Semoga Tepat.

Terkadang kita selalu mempertanyakan tentang hadirnya seseorang dalam hidup kita, mempertanyakan pada keadaan, kenapa begini dan begitu, kenapa ini terjadi?

Jika merasa bahwa hidup ini ko enggak adil banget, ko bisa-bisanya Allah membiarkan kesendirian ini lama banget, padahal masih banyak sekali sesuatu yang belum ter-syukuri, nikmat sehat misalnya.

Dengan terus mempertanyakan malah membuat semakin ragu dan membuat kita sepertinya tak percaya dengan ketetapan Allah. Bukannya Dia adalah penulis skenario terbaik dalam kehidupan kita? kenapa ragu? Yang kita tidak suka bisa jadi adalah sesuatu hal terbaik untuk hidup.

Allah jelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 216.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” 

Setiap deretan skenario Allah pasti mengandung hikmah. Apa hikmah? Hikmah adalah suatu pelajaran berharga atau kebaikan. Dan tentang kesendirianmu saat ini semoga menjadi kebaikan dan setiap sabarmu di balas pahala, mungkin Allah ingin terus dekat denganmu, bermesra dengan semua rintihan doa-doa malammu, kalimat-kalimat yang kamu tulis tentang sendiri barangkali bisa jadi semisal karya, jadi puisi? Iya.. tapi jangan menye-menye galau-galauan ke sosial media ya, itu tidaklah penting dan siapa peduli? Yang tak suka denganmu hanya akan menertawakan dan yang peduli insyaallah setia mendoakan. Menjadi pribadi lebih baik lagi untuk menyambut sesuatu yang lebih baik lagi. 
Aamiin 

Saya mau bercerita tentang seseorang, sebut saja dia Paijo seorang yang sering ganti-ganti pasangan, setelah putus beberapa hari dengan mudahnya ia dapatkan pengganti, sikap Paijo ini bukan benar mencintai tapi kelewatan gengsi kalau sendiri beda  kisah dengan Sutedjo, tak pernah punya pacar sama sekali dan sekalinya ia menggemparkan, mengandeng perempuan dipelaminan, sudah benar-benar di puncak keseriusan. 

Nah jadi, tak apa jika terlambat, dari cepat tapi tak tepat seperti Paijo. Duh, 

Semoga Paijo juga segera melangkah 
ya, 😅

Eh aku suka Sutedjo tapi sudah kubilang dia sudah ke pelaminan. Istigfar..

Nah, mulai ngehalu lagi, sudahlah kau dekap diri dalam sendiri, dia akan datang insyaallah jika sudah siap.
Ustadz Haneen Akira pernah bilang bahwa seseorang yang penting adalah bukan mendamba tapi jadilah dambaan. 
Masyaallah, mending kita pergunakan masa sendiri ini untuk belajar dan bukan hanya perihal jodoh saja yang kita perlajari, pun akidah, pun fikih, pun semuanya yang membuat kita lebih menambah wawasan lagi dan lagi. 

"Umur bertambah, sedangkan keluarga sudah pada tanya kapan ke pelaminan?" 

Nah pertanyaan semacam ini pasti ada ya! Aku pun demikian di usia segini, nah coba deh pertanyaan kayak begini di Istigfarin dulu, di senyumin dulu, jangan buru-buru ke bawa emosi apalagi sampai di masukin ke hati. 
Memang kenapa? Jawab saja dengan lagunya Maher Zain, yang Insyaallah, ada undangan. Eh ada Jalan.. 

Senyum ... dan yakini bahwa semua yang Allah takdirkan adalah kebaikan dan kebaikan..
Semangat ya kita, 

Dari Temanmu.
Siti Rohimah



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehampaan Sapa

Kemana? Aku ingin bertanya tentang sapa yang nyatanya tak terucap, yang nyatanya tak ada. Aku sadar, tentang semua kadar batasanku hingga kau begini Tuan.. tak mau kenal lagi .. hah! Itu maumu? Mungkin saatnya.. ya.. beranjak pergi, untuk yang kesekian yang nyatanya gagal lagi dan lagi.. entahlah untuk kesempatan kali ini? Aku bisa saja dengan semua rasa lelah yang kupunya, benar-benar melakukannya, tapi.. ini tidak mudah. Mungkin ketidakpedulianmu adalah setahap tanda untuk aku beranjak pergi, pergi dari perasaan yang membuat hati berantakan.. aku sakit hati dengan sikap diammu itu Tuan.. bawelku rasanya menjelkan mungkin bagimu. Tak tahu malu. Itu yang kau pikir. Aku tak paham bagaimana untuk menjaga ini, dengan sapa aku tak bisa, melangkah pun aku tak sanggup. Kemana hatiku harus pergi ketika sapaan yang kutunggu tak kunjung terdengar? Kemana langkahku harus berpijak ketika kau menolak untuk mengenalku lagi, Tuan? Apakah itulah yang kau inginkan? Mungkin saatnya bagiku u...